Apakah Game Membutuhkan Teknologi Blockchain?
Crypto - Hi bro, Apakah Industri Video Game Benar-Benar Membutuhkan Blockchain? Sebuah teknologi yang mendasari Bitcoin (BTC) dan Cryptocurrency lainnya.
img : cryptokitties
Dalam tulisannya di CCN, CEO AlterVerse, CotScot Kinney menyampaikan Tidak. Anda mungkin mengharapkan balasan berbeda dari pengembang video game blockchain, tetapi itulah kebenarannya. Sebenarnya Game tidak memerlukan blockchain.
Faktanya, banyak fitur jago yang tidak dibutuhkan dalam suatu game. Game tidak ada problem apa - apa sebelum multiplayer online tersedia, atau sebelum opsi quicksave menjadi populer, apakah game membutuhkan hal-hal itu untuk menjadi sukses?
Belum tentu. Fitur yang berbeda sesuai dengan permainan yang berbeda, dan industri ini terus berkembang untuk membuat pengalaman gaming terbaik, paling inovatif, dan paling mendalam.
Tidak ada keraguan perihal itu, teknologi blockchain telah diseret ke dalam proyek-proyek di mana itu tidak benar-benar diperlukan. Beberapa perusahaan telah melihat stok mereka meroket 500% hanya dengan menambahkan kata 'blockchain' pada nama mereka.
Baca Juga : Uni Emirat Arab (UEA) Memperkenalkan Peraturan ICO di Paruh Pertama 2019
Baca Juga : Uni Emirat Arab (UEA) Memperkenalkan Peraturan ICO di Paruh Pertama 2019
Ketika satu tahun proyek-proyek blockchain yang 'berlebihan' dan kasus penggunaan yang mencurigai telah berakhir, banyak orang masih tidak terang perihal apa yang gotong royong sanggup dilakukan blockchain untuk bermain game.
Blockchain di Game
Dua hal yang benar-benar cantik di blockchain ialah bisa membuat aset digital unik yang tidak sanggup diduplikasi, dan membuat ekosistem terdesentralisasi (tidak terpusat).
Lalu apakah kedua aspek tersebut diharapkan dalam sebuah game?
Bukankan ada game yang sudah mempunyai mata uang dalam game itu sendiri? Mengapa repot-repot memutakhirkannya ke cryptocurrency?
Mata uang dalam game sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan video game itu sendiri. Secara teori, uang tersebut bisa dihapus sesuka hati. Nilai bisa berubah tanpa ada pasar.
Cryptocurrency tentu sanggup dipakai sebagai mata uang dalam game yang benar-benar ada di tangan para pemain. Game besar menyerupai EVE Online dan World of Warcraft mempunyai banyak kontroversi mengenai pengembang yang menghilangkan seluruh mata uangnya dan membuat inflasi dengan salah mengatur pasokan.
Ketika gamer terlalu percaya kepada pengembang soal uang non blockchain, itu tidak selalu berhasil dengan baik.
blockchain, untuk pertama kalinya, akan memungkinkan ekonomi konkret dengan uang konkret yang dioperasikan semata-mata oleh gamer tanpa otoritas yang mengendalikan angka, termasuk perusahaan pemilik gane. Namun berdasarkan Kinney, hal ini ialah problem besar, sebab game bisa lebih gampang dimanfaatkan untuk taruhan.
Industri Esports kini bernilai sekitar $ 900 juta. Permainan kompetitif sangat populer, dan konsep ekonomi permainan terdesentralisasi memakai uang sungguhan, bahkan lebih menarik sebab fakta nya pengguna sanggup memakai cryptocurrency pada permainan dan memenangkan uang.
Game yang berbeda sanggup memanfaatkan mata uang kripto dengan banyak sekali cara, menyerupai memungkinkan taruhan, perdagangan, escrow transaksi, dan banyak solusi ekonomi kompleks lainnya yang tidak pernah dipakai dalam game sebelumnya.
Kepemilikan Asset Dogital
Fitur ketiga yang diaktifkan oleh blockchain dalam permainan ialah penciptaan aset digital. Itu bisa berarti mata uang digital, tetapi juga bisa berarti barang fisik menyerupai senjata atau pakaian, dan bahkan real estate. Sama menyerupai Bitcoin, aset ini tidak sanggup diduplikasi atau dihapus, artinya blockchain memungkinkan gamer untuk mempunyai barang-barang unik dengan nilai konkret yang sanggup dibeli, dijual, atau diperdagangkan.
Baca Juga : McAfee: Malware Penambangan Crypto Bertambah Lebih Dari 4.000 Persen di 2018
Fitur ketiga yang diaktifkan oleh blockchain dalam permainan ialah penciptaan aset digital. Itu bisa berarti mata uang digital, tetapi juga bisa berarti barang fisik menyerupai senjata atau pakaian, dan bahkan real estate. Sama menyerupai Bitcoin, aset ini tidak sanggup diduplikasi atau dihapus, artinya blockchain memungkinkan gamer untuk mempunyai barang-barang unik dengan nilai konkret yang sanggup dibeli, dijual, atau diperdagangkan.
Baca Juga : McAfee: Malware Penambangan Crypto Bertambah Lebih Dari 4.000 Persen di 2018
Eksperimen pertama dengan aset digital dalam video game blockchain ialah CryptoKitties, dengan aset digital (berupa item kucing) dijual seharga $ 170.000, sesuatu yang tidak akan pernah terjadi dengan item non blockchain dalam game yang sanggup dengan gampang dihapus atau diubah oleh perusahaan game. Karena pembeli ialah pemilik gotong royong dari aset digital, bukan perusahaan, pasar konkret sanggup dibentuk untuk aset tersebut.
Sebuah studi oleh World Asset eXchange menyampaikan bahwa “62% gamer merasa mempunyai fleksibilitas untuk mentransfer item virtual dari game ke game akan membuat pengeluaran uang untuk item-item itu lebih berharga,” dan ini ialah fitur lain yang dimungkinkan oleh adopsi blockchain dalam game.
Apakah game membutuhkan blockchain?
Sebuah studi oleh World Asset eXchange menyampaikan bahwa “62% gamer merasa mempunyai fleksibilitas untuk mentransfer item virtual dari game ke game akan membuat pengeluaran uang untuk item-item itu lebih berharga,” dan ini ialah fitur lain yang dimungkinkan oleh adopsi blockchain dalam game.
Apakah game membutuhkan blockchain?
Kinney kembali menjelaskan Tidak, saya yakin industri game akan bertahan tanpanya.
Namun, blockchain memberi kita kesempatan untuk menangani area permainan yang sanggup ditingkatkan untuk membuat fitur yang menyenangkan, kreatif, sanggup dimonetisasi, dan inovatif yang belum pernah dibentuk sebelumnya oleh siapa pun dan itu ialah sesuatu yang sangat menarik.
Scot Kinney ialah CEO AlterVerse, platform VR gaming-blockchain dan pengembangan game yang memakai Enjin. AlterVerse merilis game pertamanya, Disrupt, on Steam pada Q1 2019 dan banyak lagi yang akan mengikuti. Permainan akan membentuk multiverse yang saling terhubung di mana pemain sanggup membeli real estate blockchain menyerupai kapal perang dan membebankan biaya masuk untuk pemain lain, mereka menjalankan bisnis VR dengan blockchain.
Namun, blockchain memberi kita kesempatan untuk menangani area permainan yang sanggup ditingkatkan untuk membuat fitur yang menyenangkan, kreatif, sanggup dimonetisasi, dan inovatif yang belum pernah dibentuk sebelumnya oleh siapa pun dan itu ialah sesuatu yang sangat menarik.
Scot Kinney ialah CEO AlterVerse, platform VR gaming-blockchain dan pengembangan game yang memakai Enjin. AlterVerse merilis game pertamanya, Disrupt, on Steam pada Q1 2019 dan banyak lagi yang akan mengikuti. Permainan akan membentuk multiverse yang saling terhubung di mana pemain sanggup membeli real estate blockchain menyerupai kapal perang dan membebankan biaya masuk untuk pemain lain, mereka menjalankan bisnis VR dengan blockchain.