Review Film Ip Man 4 The Finale (2019), Cerita Epilog Yang Epik
Hari ini kita akan me-review sebuah film yang telah ditunggu-tunggu sekian lama, yaitu Ip Man 4 The Finale. Film terakhir dari kisah Ip Man ini masih dibintangi oleh Donnie Yen dan Scott Adkins.
Tidak perlu banyak basa bau lagi, yuk mari eksklusif saja kita simak ulasan film Ip Man 4: The Finale dalam artikel di bawah ini!
Release date: December 28, 2019 (Indonesia)
Director: Wilson Yip
Budget: 52 million USD
Producer: Raymond Wong
Languages: Cantonese, Chinese
Sinopsis:
Ip Man (Donnie Yen) tiba ke Amerika Serikat untuk membantu muridnya, Bruce Lee (Kwok-Kwan Chan) yang menerima diskriminasi rasial alasannya yakni membuka sekolah seni bela diri Wing Chun di negeri Paman Sam tersebut. Selain itu ia juga berusaha mencari sekolah untuk anaknya.
Cerita film Ip Man 4 The Finale berawal dari latar belakang medis dari Ip Man yang bahu-membahu tak terlalu berimpact besar pada ceritanya dan sebagai pemancing drama yang terjadi.
Setelah itu, agresi tanpa henti mewarnai ceritanya dari Hongkong hingga New York. Sekaligus juga mengangkat tema rasis etnis Tionghoa yang terjadi di New York begitu menohok dan mendalam, menciptakan ceritanya menarik untuk diikuti.
Kadang naskahnya terbilang kaku, namun di sisi lain begitu bermakna bagi kehidupan kita. Beberapa subplot dihadirkan dan diselesaikan dengan dengan sederhana dan ala kadarnya.
Selain unsur aksi, sekuens drama pun patut diapresiasi alasannya yakni begitu menyentuh pembawaannya antara ayah dan anak. Pada akhirnya, film 'Ip Man 4 : The Finale' tetap menyajikan agresi yang memukau dengan ditambah drama ayah-anak yang menghangatkan hati didampingi oleh tema rasis yang besar lengan berkuasa dan menohok.
Masih dengan Donnie Yen yang pribadi Ip Man-nya sudah menempel dan menjadi hiburan yang berkelas dari final tahun ini. Ulasan review film Ip Man 4: The Finale selanjutnya akan membahas akting dan performa para bintang film / cast dalam film ini.
Scott Adkins berhasil menjadi antagonis yang menyebalkan dan menciptakan dongeng semakin seru. Meskipun tipikal layaknya antagonis di film sebelumnya, Scott Adkins lebih sombong dan egois hingga penonton sanggup membencinya dengan mudah.
Pencuri perhatian yang cukup menyenangkan yakni Vanda Margraf menjadi Yonah dengan parasnya bagus dan akting yang cukup memuaskan. Begitu pun dengan Yue Wu, ayahnya yang gigih dan membangkitkan semangat penonton.
Pemeran pendukung lainnya pun sanggup meramaikan dongeng dengan baik, walaupun beberapa penyelesaiannya begitu percuma dan sia-sia.
Tata pengambilan dan penyuntingan gambar yang apik begitu memukau penonton dengan pewarnaan adegan yang menjadi ciri khas dari etnis Tionghoa.
Scoring yang mengiringi film ini menambahkan keseruan dalam pengeksekusian aksinya yang lincah. Tata artistik dan busana dibentuk senyata mungkin berlatarkan tahun sebelum 70-an
The story begins with the medical background of Ip Man, who actually does not have much impact on the story and acts as an angler for the drama. After that, endless action colored the story from Hong Kong to New York....
At the same time it also raised the theme of racist ethnic Chinese that happened in New York so striking and profound, making the story interesting to follow. Sometimes the script is fairly rigid, but on the other hand it is very meaningful for our lives.
Several subplots were presented and resolved in a simple and perfunctory manner. In addition to the action element, the drama sequence also should be appreciated because it touches the nature between father and son. In the end, 'Ip Man 4: The Finale' continues to present stunning action with heartwarming father-son drama accompanied by strong and thrilling racist themes.
Still with Donnie Yen, the personal Ip Man has become a classy entertainment from the end of this year.
Even so, we must be forceful that he is the most perfect person. Scott Adkins managed to become a shitty antagonist and make the story more exciting.
Although typical like the antagonist in the previous film, Scott Adkins is more arrogant and selfish so that the audience can hate him easily.
A quite interesting attention stealer is Vanda Margraf being a Yonah with a beautiful face and quite satisfying acting. Likewise with Yue Wu, his father was persistent and aroused the audience's enthusiasm.
Other supporting actors can enliven the story well, although some solutions are so useless and futile.
The neat arrangement of picture taking and editing is so enthralling the audience with the coloring of scenes that are characteristic of ethnic Chinese.
Scoring that accompanies this film adds excitement in the execution of agile action. Artistic layout and fashion were made as real as possible in the years before the 70s.
Demikian pembahasan review film Ip Man 4: The Finale dalam bahasa Indonesia. Apakah kau sudah menonton film ini? Berikan juga review dan ratingmu di kolom komentar ya…
Review Ip Man 4 The Finale Bahasa Indonesia |
Tidak perlu banyak basa bau lagi, yuk mari eksklusif saja kita simak ulasan film Ip Man 4: The Finale dalam artikel di bawah ini!
Sinopsis Film Ip Man: The Finale
Release date: December 28, 2019 (Indonesia)
Director: Wilson Yip
Budget: 52 million USD
Producer: Raymond Wong
Languages: Cantonese, Chinese
Sinopsis:
Ip Man (Donnie Yen) tiba ke Amerika Serikat untuk membantu muridnya, Bruce Lee (Kwok-Kwan Chan) yang menerima diskriminasi rasial alasannya yakni membuka sekolah seni bela diri Wing Chun di negeri Paman Sam tersebut. Selain itu ia juga berusaha mencari sekolah untuk anaknya.
Review Film Ip Man 4 The Finale (2019)
CERITA
Sebagai saga final dari Ip Man, The Finale ini cukup memuaskan untuk ditonton. Jualan utamanya yaitu agresi beladiri yang lincah dan memukau. Para pemerannya melaksanakan Kungfu dan Karate dengan sangat total dan memuaskan.Cerita film Ip Man 4 The Finale berawal dari latar belakang medis dari Ip Man yang bahu-membahu tak terlalu berimpact besar pada ceritanya dan sebagai pemancing drama yang terjadi.
Review Film Ip Man 4 The Finale Bahasa Indonesia |
Setelah itu, agresi tanpa henti mewarnai ceritanya dari Hongkong hingga New York. Sekaligus juga mengangkat tema rasis etnis Tionghoa yang terjadi di New York begitu menohok dan mendalam, menciptakan ceritanya menarik untuk diikuti.
Kadang naskahnya terbilang kaku, namun di sisi lain begitu bermakna bagi kehidupan kita. Beberapa subplot dihadirkan dan diselesaikan dengan dengan sederhana dan ala kadarnya.
Selain unsur aksi, sekuens drama pun patut diapresiasi alasannya yakni begitu menyentuh pembawaannya antara ayah dan anak. Pada akhirnya, film 'Ip Man 4 : The Finale' tetap menyajikan agresi yang memukau dengan ditambah drama ayah-anak yang menghangatkan hati didampingi oleh tema rasis yang besar lengan berkuasa dan menohok.
Baca juga: 20 Film Hollywood ihwal Detektif
Masih dengan Donnie Yen yang pribadi Ip Man-nya sudah menempel dan menjadi hiburan yang berkelas dari final tahun ini. Ulasan review film Ip Man 4: The Finale selanjutnya akan membahas akting dan performa para bintang film / cast dalam film ini.
AKTING DAN PERFORMA
Donnie Yen berhasil menjadi Ip Man yang dicintai oleh semua penonton. Diri Ip Man telah menempel dalam pribadinya, sehingga kita sanggup melihat aksinya yang memanjakan mata dan aktingnya yang luwes juga sanggup menjadi ayah yang tangguh dan peduli pada lingkungan sekitarnya. Meskipun begitu, kita harus dicekoki bahwa dirinya ia yakni orang yang paling sempurna.Scott Adkins berhasil menjadi antagonis yang menyebalkan dan menciptakan dongeng semakin seru. Meskipun tipikal layaknya antagonis di film sebelumnya, Scott Adkins lebih sombong dan egois hingga penonton sanggup membencinya dengan mudah.
Pencuri perhatian yang cukup menyenangkan yakni Vanda Margraf menjadi Yonah dengan parasnya bagus dan akting yang cukup memuaskan. Begitu pun dengan Yue Wu, ayahnya yang gigih dan membangkitkan semangat penonton.
Pemeran pendukung lainnya pun sanggup meramaikan dongeng dengan baik, walaupun beberapa penyelesaiannya begitu percuma dan sia-sia.
TEKNIS PENDUKUNG
Sinematografi yang menawan dan berkelas menyajikan sebuah insiden yang semakin luas dan berketimpangan antara etnis Tionghoa dengan insan New York yang modern.Tata pengambilan dan penyuntingan gambar yang apik begitu memukau penonton dengan pewarnaan adegan yang menjadi ciri khas dari etnis Tionghoa.
Baca juga: Review Film Knives Out Bahasa Indonesia
Scoring yang mengiringi film ini menambahkan keseruan dalam pengeksekusian aksinya yang lincah. Tata artistik dan busana dibentuk senyata mungkin berlatarkan tahun sebelum 70-an
IP Man 4 The Finale REVIEW
SYNOPSIS
Ip Man (Donnie Yen) came to the United States to help his student, Bruce Lee (Kwok-Kwan Chan) who received racial discrimination for opening a Wing Chun martial arts school in the land of Uncle Sam. In addition he also tried to find a school for his child.STORY
As the final saga of Ip Man, The Finale is quite satisfying to watch. Its main selling point is the agile and stunning martial arts action. The casts perform Kungfu and Karate with a very total and satisfying.The story begins with the medical background of Ip Man, who actually does not have much impact on the story and acts as an angler for the drama. After that, endless action colored the story from Hong Kong to New York....
Review film Ip Man 4 The Finale |
At the same time it also raised the theme of racist ethnic Chinese that happened in New York so striking and profound, making the story interesting to follow. Sometimes the script is fairly rigid, but on the other hand it is very meaningful for our lives.
Several subplots were presented and resolved in a simple and perfunctory manner. In addition to the action element, the drama sequence also should be appreciated because it touches the nature between father and son. In the end, 'Ip Man 4: The Finale' continues to present stunning action with heartwarming father-son drama accompanied by strong and thrilling racist themes.
Still with Donnie Yen, the personal Ip Man has become a classy entertainment from the end of this year.
ACTING AND PERFORMANCE
Donnie Yen managed to become an Ip Man that was loved by all the spectators. Ip Man has been inherent in his personality, so we can see the action that spoiled his eyes and his flexible acting can also be a strong father and care for the surrounding environment.Review Ip Man 4 The Finale (2019), Kisah Penutup yang Epik |
Even so, we must be forceful that he is the most perfect person. Scott Adkins managed to become a shitty antagonist and make the story more exciting.
Although typical like the antagonist in the previous film, Scott Adkins is more arrogant and selfish so that the audience can hate him easily.
A quite interesting attention stealer is Vanda Margraf being a Yonah with a beautiful face and quite satisfying acting. Likewise with Yue Wu, his father was persistent and aroused the audience's enthusiasm.
Other supporting actors can enliven the story well, although some solutions are so useless and futile.
SUPPORTING TECHNICAL
Charming and classy cinematography presents an increasingly broad and divergent event between ethnic Chinese and modern New York people.The neat arrangement of picture taking and editing is so enthralling the audience with the coloring of scenes that are characteristic of ethnic Chinese.
Scoring that accompanies this film adds excitement in the execution of agile action. Artistic layout and fashion were made as real as possible in the years before the 70s.
Demikian pembahasan review film Ip Man 4: The Finale dalam bahasa Indonesia. Apakah kau sudah menonton film ini? Berikan juga review dan ratingmu di kolom komentar ya…
Next > Review Film Joker (2019)
Sumber https://geekartikel.blogspot.com/