Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bulughul Maram : Thaharah 3 : Najis

Hadits Nomor 27

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَمْرِ تُتَّخَذُ خَلًّا ؟ قَالَ : لَا. أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ وَالتِّرْمِذِيُّ وَقَالَ حَسَنٌ صَحِيحٌ

Diterima dari Anas Ibnu Malik -Semoga Allah meridlainya- berkata: Pernah ditanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ihwal khamar (minuman memabukkan) yang dijadikan cuka. Beliau bersabda: "Tidak boleh." (HR. Muslim dan Tirmidzi. Menurut Tirmidzi hadits ini hasan shahih)



Hadits Nomor 28

وَعَنْهُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبَا طَلْحَةَ فَنَادَى إنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يَنْهَيَانِكُمْ عَنْ لُحُومِ الْحُمُرِ الْأَهْلِيَّةِ فَإِنَّهَا رِجْسٌ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

dan diterima darinya Anas Ibnu Malik -semoga Allah meridlainya-, dia berkata: "Ketika hari perang Khaibar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan Abu Thalhah, kemudian dia berseru: "Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya melarang engkau sekalian memakan daging keledai penduduk kampung (bukan yang liar) sebab ia kotor." (HR. Muttafaqun 'Alaih)







Hadits Nomor 29

وَعَنْ عَمْرِو بْنِ خَارِجَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : خَطَبَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمِنًى وَهُوَ عَلَى رَاحِلَتِهِ وَلُعَابُهَا يَسِيلُ عَلَى كَتِفِي أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ

dan diterima dari Amru Ibnu Kharijah -Semoga Allah meridlainya- berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkhutbah pada waktu kami di Mina, sedang dia di atas (binatang) kendaraannya, sedangkan air liur hewan tersebut mengalir di atas pundakku. (Dikeluarkan oleh Ahmad dan Tirmidzi, dan dinilainya hadits shahih)





Hadits Nomor 30

وَعَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَغْسِلُ الْمَنِيَّ ثُمَّ يَخْرُجُ إلَى الصَّلَاةِ فِي ذَلِكَ الثَّوْبِ وَأَنَا أَنْظُرُ إلَى أَثَرِ الْغَسْلِ. مُتَّفَقٌ عَلَيْه

'dan diterima dari Aisyah -Semoga Allah meridlainya- berkata: keadaan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mencuci air mani, kemudian dia keluar untuk menunaikan shalat dengan pakaian tersebut, dan saya masih melihat bekas cuciannya. (HR. Muttafaqun 'Alaih)




Hadits Nomor 31

وَلِمُسْلِمٍ : لَقَدْ كُنْت أَفْرُكُهُ مِنْ ثَوْبِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَرْكًا فَيُصَلِّي فِيه

dan bagi (riwayat) Imam Muslim: Sungguh saya pernah mengeriknya (bekas mani) dari pakaian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dengan kerikan yang kuat, kemudian dia shalat dengannya (pakaian tersebut).






Hadits Nomor 32

وَفِي لَفْظٍ لَهُ : لَقَدْ كُنْت أَحُكُّهُ يَابِسًا بِظُفْرِي مِنْ ثَوْبِهِ

dan dalam Lafadz baginya (hadits riwayat Imam Muslim yang lain): Aku benar-benar pernah mengeriknya dalam keadaan kering dengan kukuku dari pakaian beliau.






Hadits Nomor 33

عَنْ أَبِي السَّمْحِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ

Diterima dari Abu Samah -Semoga Allah meridlainya- ia berkata: telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Bekas air kencing bayi wanita harus dicuci dan bekas air kencing bayi pria cukup diperciki dengan air." (Dikeluarkan oleh Abu Dawud dan an-Nasa'i serta dishahihkan oleh al-Hakim)





Hadits Nomor 34

وَعَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ - فِي دَمِ الْحَيْضِ يُصِيبُ الثَّوْبَ تَحُتُّهُ ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ ثُمَّ تَنْضَحُهُ ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

dan diterima dari Asma binti Abu Bakar -Semoga Allah meridlainya- bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah bersabda ihwal darah haid yang mengenai pakaian: "Engkau keriklah, kemudian siramlah dengan air, kemudian engkau boleh shalat dengannya (pakaian itu)." (HR. Muttafaqun 'Alaih)







Hadits Nomor 35

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَتْ خَوْلَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ فَإِنْ لَمْ يَذْهَبْ الدَّمُ ؟ قَالَ : يَكْفِيك الْمَاءُ وَلَا يَضُرُّك أَثَرُهُ أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ وَسَنَدُهُ ضَعِيفٌ

dan diterima dari Abu Hurairah -Semoga Allah meridlainya- berkata: Khaulah bertanya, wahai Rasulullah, meskipun darah itu tidak hilang? Beliau menjawab: "Engkau cukup (membersihkannya) dengan air dan bekasnya tidak mengapa bagimu." (Dikeluarkan oleh at-Tirmidzi dengan sanad yang lemah)