Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jokowi Beberkan 5 Informasi Serangan Politikus Sontoloyo

Presiden Joko Widodo mencatat lima gosip yang digulirkan politikus sontoloyo kepadanya, yakni soal antek asing, TKA China, PKI, Kriminalisasi ulama, dan Suramadu. (CNNIndonesia/Safir Makki)
Calon petahana Presiden Joko Widodo kembali membahas soal politikus sontoloyo yang belakangan jadi polemik di kalangan politisi. Jokowi kali ini mengaitkan sosok politikus sontoloyo dengan pihak yang menyerang dirinya melalui sejumlah gosip negatif menjelang Pilpres 2019.

Hal itu dipaparkan Jokowi dikala menghadiri Apel Siaga Pemenangan Partai Nasional Demokrat yang digelar di Jatim Internasional Expo, Jalan Ahmad Yani, Surabaya, Minggu (28/10).

"Saya ingin memberikan beberapa isu, yang sering sekali menciptakan masyarakat banyak yang bingung," kata Jokowi di hadapan ribuan kader Nasdem se-Jawa Timur.

Sekarang ini, kata Jokowi, politikus sontoloyo kerap kali melaksanakan peperangan isu. Jokowi pun mengaku dirinya sudah jengkel terhadap hal itu. Namun, ia telah menemukan cara untuk menepisnya, yakni memperlihatkan klarifikasi secara sederhana.

"Kalau kita sanggup menjelaskan secara baik, secara sederhana, sanggup diterima oleh masyarakat akan sangat praktis sekali kita masuk dan berkomunikasi kepada rakyat," kata dia.

Jokowi mencatat setidaknya ada lima gosip yang menurutnya biasa dijadikan materi serangan politikus sontoloyo kepada dirinya.

Antek Aseng

Isu yang pertama, kata Jokowi, yaitu wacana tudingan dirinya berpihak kepada kepentingan asing. Politikus sontoloyo, kata Jokowi, biasa menyebutnya dengan istilah 'Jokowi antek aseng'.

"Mereka bilang, Presiden Jokowi itu antek aseng, bener ndak? ada ndak?," tanya dia, pada ribuan kader Nasdem yang hadir.

Jokowi membantah tudingan itu. Ia mengklaim pemerintahan di bawah kepemimpinannya telah berhasil mengambil alih sejumlah blok penghasil minyak besar yang selama bertahun-tahun berada di tangan asing.

"Perlu saya sampaikan, jadi ada blok besar yang namanya Blok Mahakam, yang dikelola oleh Perancis dan Jepang, kini sudah 100 persen kita serahkan kepada Pertamina," ujar Jokowi. Lalu blok yang kedua, yaitu Blok Chevron atau Blok Rokan. Jokowi mengklaim blok itu kini sudah berpindah tangan dan telah 100 persen di menangkan oleh pihaknya Pertamina.

Jokowi juga menyinggung divestasi Freeport yang kini sudah dikuasai Indonesia melalui perjalanan panjang. Jokowi mengklaim pemerintah Indonesia kini telah menguasai secara umum dikuasai saham perusahan tambang itu sebesar 51,2 persen, dari sebelumnya hanya 9,3 persen.

Sekarang pertanyaannya adalah, antek aseng-nya di mana?," tanya dia.

Banjir TKA China

Isu yang kedua yaitu soal masuknya jutaan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke Indonesia. Jokowi menyebut politikus sontoloyo seringkali mengumbar tudingan bahwa Indonesia dikala ini diserbu oleh setidaknya lebih dari 10 juta TKA.

"Itu hoaks," kata Jokowi, disambut tepuk tangan hadirin.

Jokowi menyebut jumlah 10 juta yang ditudingkan itu merupakan angka yang didapat dari perjanjian kolaborasi antara Indonesia dengan China untuk mendatangkan wisatawan asing, bukan tenaga kerja.

"Yang namanya 10 juta itu yaitu tanda tangan kita dengan Tiongkok untuk turis, untuk turis, bukan tenaga kerja, alasannya yaitu ada 180 juta turis dari Tiongkok yang menjadi rebutan negara-negara di seluruh dunia, kita tanda tangan, komitmennya minimal 10 juta yang akan tiba ke Indonesia," ujar dia.

Kendati demikian Jokowi tak menampik memang ada TKA asal Tiongkok yang kini berada di Indonesia. Namun jumlahnya berkisar 24 ribu.

"Justru tenaga kerja kita (TKI) yang ada di Tiongkok ada 80.000. Artinya yang di sana dulu itu antek Indonesia begitu?" kata Jokowi, disambut tawa ribuan peserta.

Jokowi mengklaim bahwa TKA yang ada di Indonesia itu jumlahnya sangat kecil, bahakan tak hingga satu persen, hanya 0,03 persen. Hal itu tak sebanding dengan jumlah TKI yang diklaim lebih besar di sejumlah negara.

"Tenaga kerja kita di Uni Emirat 80 persen, Saudi 33 persen, Brunei 32 persen, Singapura 24 persen, Malaysia 54 persen, sedangkan TKA di Indonesia tak ada 1 persen," ujar dia.

PKI Balita
Jokowi juga mengaku dirinya sering kali menerima tudingan bahwa dirinya yaitu anggota partai terlarang di Indonesia, Partai Komunis Indonesia (PKI).

"Coba saya lahir tahun 1961, PKI dibubarkan tahun 1965-1966. Umur saya gres 4 tahun, masak ada PKI balita? Nggak ada itu," kata Jokowi.

Ia kemudian menampilkan sebuah foto yang beredar di media sosoial. Foto tersebut menampilkan potret pimpiman PKI, DN Aidit yang sedang berpidato, yang anehnya, kata Jokowi, di foto itu ternyata juga ada dirinya.

"Coba lihat di gambar-gambar tahun 1955 ini, DN Aidit pidato, di akrab ia ada saya, coba? Saya lahir aja belum, gambarnya ibarat saya, itu kan kebangetan," kata dia.

Kriminalisasi Ulama

Isu yang keempat, kata Jokowi, yaitu soal kriminalisasi ulama. Jokowi menampik tudingan itu. Jokowi meminta penudingnya, yakni para politikus sontoloyo, untuk menjelaskan dengan gamblang apa maksud dan tujuan dari gosip kriminalisasi ulama tersebut.

"Ulama nya mana? Yang dikriminalisasi itu siapa? suruh sebutkan siapa? Tiap hari saya dengan ulama, tiap ahad saya masuk ke pondok pesantren, kini calon wakil presiden kita yaitu topnya ulama Indonesia, ketua MUI Indonesia," kata Jokowi merujuk pada KH Ma'ruf Amin yang kini mendampingi dirinya sebagai calon wakil presiden.

Reforma Agraria

Berikutnya yaitu soal tudingan inkar komitmen pada reforma agraria yang termaktub dalam Nawacita. Jokowi menyebut kini ini pihaknya telah memperlihatkan akta lahan dengan variasi luasanya yang bermacam-macam mulai dari 5 hektare, 10 hektare, ada pula yang hingga 1.000 hektar.

Jokowi menyatakan pihaknya dikala ini gres berhasil melaksanakan reforma agraria untuk 1 juta 80 hektare lahan, baik untuk tanah adat, kelompok, ataupun perorangan. "Memang gres yang kita bagikan kurang lebih satu juta 80 ribu hektare, baik untuk tanah adat, kelompok bersama atau individu," kata dia.

Pembebasan Suramadu

Poin terakhir, kata Jokowi, yaitu berkaitan dengan Jawa Timur. Kemarin, Sabtu (28/10) dirinya sudah resmi mengubah jembatan Tol Suramadu menjadi jembatan umum bebas kendala non tol. Dengan kata lain, pengendara kini bebas melintasi jembatang penghubung Pulau Jawa dan Madura itu dengan gratis.

Tahapan pembebasan biaya Jembatan Suramadu ini pun juga cukup panjang. Jokowi menyebut kebijakan itu diambil tak semata-mata atas gagasan dirinya, melainkan atas desakan sejumlah tokoh, kiai, ulama, dan habaib yang ada di Madura juga.

Hal itu, kata dia, bermula pada 2015 lalu, ketika biaya yang dikenakan untuk pengendara sepeda motor digratiskan. Ia menyampaikan hal itu juga merupakan masukan dari para tokoh masyarakat, tokoh agama dan Keluarga Besar Ikatan Keluarga Madura.

Tak hingga disitu, pada 2016, muncul lagi tawaran yang meminta pemotongan tarif tol sebanyak 50 persen bagi sejumlah kendaraan berjenis mobil, truk, dan angkutan lainnya.

"Tahun 2016, tokoh memperlihatkan saran mobil, truk, bus, itu terlalu mahal Rp30 ribu mohon dipotong 50 persen menjadi Rp15.000," kata dia.

Memasuki 2018, Jokowi balasannya menciptakan kebijakan dengan membebaskan biaya melintas di jembatan sepanjang 5.438 meter itu. Ia menyebut keputusan ini diambil berdasar hasil kalkulasi.

"Ada yang tanya negara sanggup rugi? Negara tidak ada hitungannya untung dan rugi, negara itungannya rakyat sejahtera atau tidak, rakyat makmur atau tidak," ujar dia.

Jokowi geram terhadap isu-isu yang digulirkan oleh pihak yang disebutnya politikus sontoloyo tersebut. Jokowi meminta masyarakat tak ambil pusing dengan ulah para pihak yang menurutnya tak bertanggung jawab tersebut.

"Cara-cara ibarat ini yaitu cara politik sontoloyo. Jangan rakyat dibohongi dengan data-data yang ngawur. Itu yang saya bilang kemarin politikus sontoloyo ya ibarat itu," kata Jokowi.

Sumber : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20181028152618-32-342069/jokowi-beberkan-5-isu-serangan-politikus-sontoloyo

Video Recommended "Hujan Deras disertai Angin Kencang Menghancurkan LRT dan Komplek Jakabaring Palembang (27/10/2018)"